Mengurai Tantangan Food Loss & Food Waste Lewat Kolaborasi: Yayasan BUMN di P4G Stakeholders & Ecosystem Meeting 2025

Yayasan BUMN
Diperbarui pada

Jakarta, 19 Juni 2025Yayasan BUMN berperan aktif dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mendukung transisi menuju pertumbuhan hijau dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Komitmen ini ditunjukkan melalui partisipasi Yayasan BUMN dalam P4G Stakeholders & Ecosystem Meeting 2025, sebuah forum yang mempertemukan pemerintah, dunia usaha, filantropi, dan wirausaha sosial untuk mendorong lahirnya solusi inovatif terhadap tantangan pembangunan berkelanjutan. Diselenggarakan oleh P4G (Partnering for Green Growth and the Global Goals) dan didukung oleh Kementerian PPN/Bappenas, forum ini berlangsung di The Westin Jakarta.

Dalam acara ini, para penerima hibah P4G memperkenalkan berbagai inovasi solusi lingkungan, mulai dari pengurangan sampah makanan, pertanian cerdas iklim, hingga energi terbarukan. Setiap peserta forum diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan sekaligus menjajaki peluang kolaborasi secara langsung dengan para inovator.

Roundtable Discussion, menjadi salah satu ruang kolaborasi interaktif yang membahas tiga isu utama: Food Loss and Waste, Climate-Smart Agriculture, dan Renewable Energy. Yayasan BUMN tergabung dalam diskusi Food Loss and Waste bersama sejumlah mitra strategis, di antaranya Badan Pangan Nasional, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Food Cycle, Bappenas (Kelautan dan Perikanan), Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), serta BIKI, wirausaha sosial alumni program Pikiran Terbaik Negeri. Dalam forum tersebut, Yayasan BUMN berperan aktif memberikan pandangan dan masukan terkait isu yang dibahas.

Isu food loss and food waste bukan sekadar persoalan ketahanan pangan, tetapi juga berdampak langsung pada keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Diskusi di meja Yayasan BUMN menyoroti berbagai tantangan krusial, mulai dari ketimpangan antara regulasi dan praktik di lapangan, belum adanya integrasi data secara nasional, hingga peluang kolaborasi dalam mendukung digitalisasi sistem pangan. Di sisi lain, tantangan ini juga membuka jalan bagi munculnya solusi inovatif, mulai dari penguatan kebijakan, pemanfaatan teknologi, hingga pertukaran pengetahuan antar pelaku di berbagai sektor. 

Kehadiran wirausaha sosial seperti BIKI, yang lahir dari program Pikiran Terbaik Negeri, menjadi bukti bahwa solusi nyata bisa tumbuh dari inovasi anak bangsa. Semua pihak memiliki peran, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, filantropi, hingga masyarakat, untuk bergerak bersama menciptakan perubahan. Melalui partisipasinya dalam forum ini, Yayasan BUMN menegaskan komitmennya untuk menjadi jembatan antara inovator lapangan, pembuat kebijakan, dan pelaku usaha. Dengan membangun kolaborasi lintas sektor, Yayasan BUMN percaya bahwa tantangan food loss and food waste dapat diubah menjadi peluang besar bagi Indonesia. Kini saatnya kita memperkuat langkah bersama. Dengan kolaborasi yang tepat, Indonesia bisa membangun sistem pangan yang tangguh, efisien, dan berkelanjutan, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan generasi berikutnya.

Sebagai wujud komitmen itu, Yayasan BUMN kembali membuka pendaftaran Pikiran Terbaik Negeri 2025, program yang melahirkan inovator-inovator berdampak seperti BIKI. Pendaftaran dibuka hingga 30 Juni 2025 di yayasanbumn.org, dengan harapan akan lahir lebih banyak wirausaha sosial yang siap memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia. Mari bergabung dan jadi bagian dari perubahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang wajib diisi ditandai *