Sinergi Yayasan BUMN & Kementerian Kesehatan: Perkuat Kolaborasi dalam Penanganan Kesehatan Mental Pelajar

Yayasan BUMN
Diperbarui pada

Jakarta, 7 Maret 2025 – Yayasan BUMN melakukan audiensi dengan Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), untuk membahas kolaborasi dalam penanganan dan pencegahan gangguan kesehatan mental di kalangan pelajar. Pertemuan ini berlangsung di Gedung dr. Sujudi, Jakarta, dan dihadiri oleh perwakilan Yayasan BUMN serta jajaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI.

Dalam audiensi ini, Kementerian Kesehatan RI dihadiri oleh dr. Imran Pambudi, MPHM (Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan), dr. Yunita Ari Handayani (Ketua Tim Kerja Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa), dr. Husni Arbie (Tim Tata Kelola Penyalahgunaan NAPZA), beserta jajaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan. Sementara itu, dari Yayasan BUMN, hadir Idris Ahmad (Head of Health Program) beserta jajaran Tim Health Yayasan BUMN.

Program Mendengar Jiwa yang diinisiasi oleh Yayasan BUMN mendapat sambutan positif dari Kemenkes RI. Program ini dirancang untuk memberikan skrining kesehatan mental bagi pelajar SMA, meningkatkan kesadaran melalui kampanye edukasi, serta membangun sistem dukungan komunitas di lingkungan sekolah. Sejalan dengan upaya Kemenkes RI, program ini juga diarahkan untuk membentuk tenaga first aider kesehatan mental di sekolah-sekolah.

Dr. Imran Pambudi menegaskan bahwa inisiatif Mendengar Jiwa selaras dengan program nasional Kemenkes dalam meningkatkan layanan kesehatan mental bagi pelajar. Oleh karena itu, Kemenkes RI mengusulkan agar skrining kesehatan mental dalam program ini dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Nasional yang direncanakan pada Juli 2025.

Sebagai tindak lanjut, disepakati bahwa program Mendengar Jiwa akan diperluas dengan menargetkan 1.000 siswa sebagai penerima manfaat pada 2025, melibatkan Kemenkes RI dalam pelatihan tenaga konselor sebaya dan guru BK, serta menyelenggarakan Hari Mendengar Jiwa pada 10-11 Oktober 2025. Kemenkes RI juga mendukung produksi film edukatif bertema kesehatan mental bagi remaja melalui program Sinema Jiwa serta mengintegrasikan layanan kesehatan mental dengan puskesmas melalui kerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota. Selain itu, Mendengar Jiwa Institute didorong untuk aktif dalam penelitian terkait kesehatan mental pelajar, termasuk isu brain rot, depresi, dan kecemasan, guna memperkuat kebijakan berbasis data dalam penanganan kesehatan mental di Indonesia.

Kolaborasi antara Yayasan BUMN dan Kemenkes RI ini merupakan langkah nyata dalam membangun ekosistem yang lebih peduli terhadap kesehatan mental remaja Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan semakin banyak pelajar yang mendapatkan akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal demi membangun generasi Indonesia Emas 2045. Komitmen bersama ini menjadi bukti bahwa kesehatan mental adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang wajib diisi ditandai *